Buang waktu...

Seperti iklan iklan yang muncul di kala aplikasi berjalan, saya rasa begitulah rasanya kala kita serius tiba-tiba ada panggilan masuk pesawat tapi bukan tujuan kita. Belum lagi melihat orang yang lebih memilih bawaanya yang "duduk" di kursi dibandingkan orang lain. Padahal kan orang lain masih bisa ber"terima kasih", bukan seperti bawaan kita yang diam diam saja. Ada juga senior (orang tua) yang patut ditiru atas idenya untuk hemat dengan membawa bekal di ruang tunggu. Tapi ada juga yang bertampang serius, semakin serius dan eh hampir ketiduran. Ada yang sepertinya sepasang muda mudi eh tapi bukan pasangan kayaknya. Walau duduk di satu bangku tapi jauh karena bangkunya panjang. Setiap oranv yang lalu lalang membawa alat tempurnya sendiri. Ya makanan, gadget, bacaan atau lainnya. Seru ya, rame sebentar eh sepi lagi, ga lama rame lagi trus sepi lagi. Ada yang sepertinya menganggap pesawat adalah "camping" di udara. Sampai sampai bawa bantal, selimut dan boneka. Yah sembari nunggu, gosok minyak angin dululah biar ga mabuk udara.

Lebih cepat 3 jam...

Kamis, 22 oktober 2015. Setelah tugas di kota ini selesai, saya harus kembali lagi ke tempat zaha biasanya bekerja. Trauma pernah terlambat naik pesawat menjadi motivasi untuk tiba di bandara jauh lebih cepat daripada waktunya. Ya, seperti sekarang yang jadwal keberangkatan adalah 12.45 tapi sudah ada di bandara jam 09.00 bahkan sudah di ruang tunggu jam 10.00. Ada banyak waktu untuk "dihabiskan" sebelum benar-benar masuk pesawat dan take off. Melihat orang orang yang ada silih berganti rasanya lucu juga. Ada yang sampai tertidur seperti kuda nil dan berceloteh dengan headsetnya bagaikan kakatua. Si petugas yang kadang seperti burung hantu yang melihat kesana kemari mungkin sama harapanny dengan penumpang agar tak terjadi masalah terlebih sampai ada yang marah. Ada juga yang mondar mandir membersihkan kekotoran yang orang lain buat dengan alasan buru-buru naik pesawat. Belum lagi ada orang yang lalu lalang bagai merak yang mungkin merasa pusat perhatian, dimana orang sekarang ini sudah hanya memperhatikan benda menyala kecil tanpa tombol yang selalu diandalkan kala jaringan dan baterainya memadai. Sambil menunggu mungkin sejam lagi saya harus sabar dan tenggelam dalam hiruk pikuk yang kikuk ini.