Welcome and Have fun ^__^

semoga isi di blog saya yang sederhana ini bisa bermanfaat buat para pengunjung..Maaf kalau ada kata yang salah ya.... Selamat menikmati... :)

Kamis, 19 Januari 2012

Kesombongan mengawali kekalahan


             Diawali dari bermain kartu UNO. Ya UNO permainan kartu yang cukup menghibur yang secara sederhana permainannya bergantung pada warna dan angka pada kartu tersebut selain beberapa kartu bonus lainnya. Lebih detailnya ada di om google kok. Yang ingin saya bagikan adalah bukan teknis bermain UNO. Namun, lebih kepada pengalaman yang cukup lucu, menghibur, memalukan sekaligus bermakna (semoga :p).

                        Saya mengenal UNO karena game berformat java yang saya install di hp SonEr. Kemudian saya mengenalkan game tersebut pada pacar saya yang justru membuatnya lebih sering bermain game itu ketimbang saya. Sayangnya kami tak bisa bermain bersama yang kemudian memutuskan untuk membeli saja kartu UNO. Setelah memutuskan bagaimana cara penilaiannya maka kami pun bermain kartu tersebut. Untuk beberapa set nilai kami hanya beda tipis. Nah pada saat set terakhir dimana kami harus berlomba mencapai nilai 500, saya sudah mendapat nilai 320 sementara pacar saya masih 8. Ya, 8 tidak kurang dan tidak lebih.  Secara peluang tentu hal itu akan menguntungkan saya. Yang pada akhirnya pemikiran tersebut membuat saya terlalu percaya diri dan selalu menyidir pacar saya untuk menyerah. Dia hanya berkata “Jangan sombong dulu. Kan masih belum ada yang mendapat nilai 500.” Saya menyahutinya sambil sesekali menyarankan agar dia lebih baik menyerah daripada kalah telak. Sewaktu skor nya bertambah sedikit yaitu 14. Saya biasa saja bahkan berpura-pura berkata kalau saya sengaja mengalah. Dia tetap fokus pada kartu-kartu nya. Sedikit demi sedikit nilainya semakin bertambah, dan memang saya juga mendapat pertambahan nilai sesekali. Namun tidak sebanding dengan pertambahan nilai nya walau sedikit demi sedikit. Sampai tak lama kemudian dia sudah mendapat nilai 420 dan saya masih 378. Hal itu tentu membuat saya harus lebih serius. Dan ternyata dia melihat perubahan sikap saya. “Lho, tadi ada yang senang sekali sampai menyarankan saya menyerah. Orangnya mana ya? Perasaan tadi di depan saya. Sekarang kok jadi sepi sekali? Hahahahaha. Katanya. Kini giliran saya yang terdiam. Akhirnya dia mendapat nilai tepat 500 dan saya hanya dapat 421. Akhirnya dia tertawa apalagi karena melihat saya yang terdiam dan tak tahu mau berbuat apa. Makanya saya berkesimpulan kesombongan akan mengawali kekalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.