Di sebuah lampu jalan.

Terhenti aku sejenak untuk menanti sang kekasih. Tak ku lihat waktu sudah menunjuk angka berapa,namun gelapnya malam sudah jelas memberitahu. Ku nikmati rasa bosanku sambil mengamati sekitar. Lalu lalang kuda besi dan si roda empat jelas mengusir hening yang coba mengusik sepiku. Sambil tetap mengamati sekitar,ku lihat sebuah lampu jalan yang kesepian di sebuah gang yang cukup kecil di depan sana. Mungkin sudah banyak yang lewat situ,atau bisa saja tidak ada. Namun tak lama sekumpulan anak-anak mulai berdatangan. Tak jelas kedengaran apa yang mereka bicarakan. Mereka hanya berkumpul kemudian berpencar yang hanya menyisakan seorang untuk bersandar di lampu jalan itu. Aku yang mulai merasa bosan dan kedinginan merasa sungguh menyenangkan jadi anak-anak kecil itu. Walau hanya penerangan seadanya,mereka bisa membuat malam mereka lebih bercahaya dan hangat. Entah sampai berapa lama mereka menikmati malam mereka sebelum mimpi indah mereka menjemput. Dan sekarang,aku juga harus berangkat menikmati malam bersama dia yang ku jemput.