Welcome and Have fun ^__^

semoga isi di blog saya yang sederhana ini bisa bermanfaat buat para pengunjung..Maaf kalau ada kata yang salah ya.... Selamat menikmati... :)

Kamis, 08 Juli 2010

Kejujuran Yang Tersembunyi.......

Stephanie ditemani adiknya bermain kejar-kejaran di tepi pantai. Walau sudah lama berenang,tapi mereka berdua seolah tidak letih meski matahari sudah ingin menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya, sebab terlihat matahari itu sudah tertutupi bukit hijau di sebelah barat sana.
"Kak,sudah saatnya kita pulang." kata Saynd, adiknya.
"Ya udah,"
Sambil mengendarai sepeda butut, mereka tertawa bercerita tentang Saynd yang tadi bajunya sempat terbawa ombak. Lagian, bekas di jarinya masih nyata setelah dijepit oleh kepiting yang ingin ditangkapnya.
Siapa sangka kakak beradik ini hanya tinggal berdua di rumah sederhana mereka yang berada hampir di perbatasan dengan kampung tetangga setelah kedua orang tua mereka meninggalkan mereka, ibunya yang meninggal saat Saynd datang ke dunia, dan ayahnya yang merantau entah kemana, walau pernah terdengar ada kabar yang katakan ayah mereka tenggelam saat mabuk dan terjatuh dari kapal. Namun, ada yang bilang ayah mereka sudah menikah di kota.
Sering terlihat Stephanie merenung di teras rumah dan menatap langit. Seolah bertanya pada sebuah bintang dimana ayah mereka. Seperti malam ini, walau awan menutup cahaya sebagian bintang, dia tetap duduk seolah itu sudah menjadi kewajibannya.
“Bukannya diluar dingin kak?” kata Saynd sambil menyelimutkan jaket yang dulu sering dipakai ayah mereka padanya.
“Eh,kamu.” Katanya lagi pada adiknya.
“Entah kenapa kakak merasa nyaman aja kalau duduk disini dan melihat bintang seolah kakak sedang melihat ibu.”
“Kakak pernah ga nyimpan kebencian ama ku?”
“Hah…pertanyaanmu aneh,mana ada kakak yang benci ama adiknya.”
“Tapi kan kak,karena aku makanya Ibu jadi ga ada disini?”
“Ah, sudahlah,nggak kok,bukan salah kamu kamu datang ke dunia ini. Lagian, kamu udah umur 19 tahun masih aja mikirnya kayak gitu,dasar!” Sambil menepuk punggung adiknya itu.
“Tapi apapun yang terjadi,aku ga akan meninggalkan kamu seperti yang dilakukan ayah 4 tahun yang lalu.” Katanya lagi meyakinkan adiknya.
“Ya udah kak,sudah saatnya kita masuk,kakak mau masuk angin…???Nanti kalau kakak masuk angin jadi suka buang angin lho,kan jorok anak perempuan dah gede tapi sering buang angin”
“Ah,dasar kamu.” Katanya sambil mengejar adiknya itu ke rumah.
Di dalam rumah yang begitu sederhana itu, walau kecil dengan dua buah kamar tidur,ruang makan yang hanya terdiri dari meja petak kecil dan empat buah bangku,dan hanya tiga langkah dari situ ke arah pintu depan ada bangku kecil untuk bersantai sambil menonton televisi atau apalah.
Seperti biasa, Saynd masak makan malam setelah sebelumnya kakaknya yang punya giliran. Yah,begitulah setiap hari.
Paginya, Saynd yang hanya lulusan SMA itu bekerja di sebuah bengkel yang tidak begitu jauh dari rumah mereka. Tidak beda jauh seperti kakaknya yang bekerja di sebuah koperasi. Tidak pernah malu mereka menaiki sepeda butut itu. Walau Saynd baru bekerja dua bulan,tapi dia cukup terampil, dan kakaknya yang sudah bekerja selama dua tahun tetap bekerja dengan baik seperti biasanya.
******
“Wah,capek juga hari ini.” Kata Stephanie sambil duduk bermalas-malasan di kursi di depan televisi itu.
“Sama kak,” balas adiknya.
Segera setelah mandi kakaknya minta ijin agar tidur lebih dulu. Adiknya yang sedang menonton mengangguk tanda setuju.
“Yah,mau ngapain lagi ya?” piker Saynd setelah makan. Yang kemudian dia memutuskan untuk tidur juga.
“Yok kak,kita masih mau kerja nih!!! Tumben kakak masih bobo.” Tidak ada jawaban dari kakaknya.
“Ku hitung sampai lima nih kak,kalau ga, aku duluan nih.”katanya mulai memaksa. Dan masih tidak ada jawaban.
“Aku berangkat ya kak…!!!” teriaknya kemudian dengan sedikit kesal.
Dalam perjalanannya dia masih memikirkan kakaknya.
“Ah pulang dulu ah,karena kesal aku jadi lupa buat sarapan tuk kakak. Jangan-jangan dia jadi marah sama aku.”
Setibanya di rumah,dia masih melihat keadaan yang hening seperti saat ditinggalnya tadi.
Dia masak sebentar.”Ah nanti kalau bos bengkel marah,bilang aja telat bangun,hehehehe” Katanya dalam hati.
“ Kak,sarapan dulu nih.” Tapi kamar itu masih hening.
“Ah,kakak. Masih marah ya karena tadi ku tinggal? Maaf deh,besok ga lagi kak.”
Kemudian dia membuka pintu kamar kakaknya karena penasaran.
Tapi,kamar itu rapi dan tidak ada kakaknya disitu.
Segera dia berlari keluar. Dia mencari di sekitar rumah itu ,tapi nihil. Kakaknya tidak ada disitu.
Saynd yang dalam kepanikannya belari mencari kakaknya. Sudah mau menangis, tapi dia tetap berlari. Kini dia menuju pantai tempat kemarin kakaknya dan dia bersenang-senang. Setelah keliling-keliling,dan mencari-cari,tapi tetap tak ditemukannya.
“KAK STEPHANIE….!!!!DIMANA KAKAK..???”
Terus diulangnya kalimat itu. Berlutut,diam sejenak dan mulai menangis. Dia tampaknya tidak kuat kalau sampai orang yang paling disayanginya itu meninggalkannya.
Padahal kata-kata kakaknya bahwa dia tidak akan meninggalkan adiknya masih kuat diingatan adiknya itu.
Lunglai dia melangkah ke rumah. Jangankan telat,berpikir untuk kerja lagi pun tampaknya tidak ada lagi dipikirannya. Dia sepertinya hanya ingin bersama kakaknya kemana pun, bahkan kepada kematian pun dia tidak takut kalau itu bisa membawanya kepada kakaknya.
“Lho,bukannya kamu kerja?kok dah pulang?”
“Ka..kakak…” seolah tak percaya dia tidak bisa bergerak. Airmatanya tak terbendung,dia menangis sejadi-jadinya sambil berlutut.
Sedikit heran,namun kakaknya ikut berlutut dan memeluknya.
“Katakan ada apa denganmu. Kakak pasti akan membantumu”
“Hiks…Hiks…ta…tadi,ku kira kakak sudah meninggalkan aku.”katanya lagi sambil memeluk kakaknya.
“Dasar anak bodoh,kamu ga percaya janji kakak ya?”
“Sudahlah,mari kita ke dalam dulu,sarapan dulu yuk,kamu buat tuk kakak dan kakak juga udah buat untuk kamu.Sudahlah,kakak sudah disini,tolong jangan nangis ya,dasar manja.”
Mereka pun masuk dan makan bersama.
“Jadi tadi kakak kemana?”Tanya Saynd dengan sangat penasaran tak lama setelah sarapan itu habis dilahapnya dengan cepat,sebab apabila makan sambil ngomong,pasti kakaknya marah.
“Tadi kakak cuma ke warung ya di kampung sebelah kok,kakak mau masakin sarapan buat adik kakak ini. Soalnya warung yang dekat sini kan buka agak siangan.”
Terdiam memang Saynd mendengarkan,tapi dalam hati dia merasa sangat lega sebab orang yang paling berharga baginya masih ada untuknya.
Kemudian, Stephanie membersihkan meja makan mereka dan pergi ke belakang untuk menyucinya. Saynd pun kini minta ijin untuk berangkat kerja lebih dulu.
Di dapur, Stephanie melangkah lemah dan segera membersihkan mimisan di hidungnya. Sesaat dia memang pergi ke warung,namun sebelum itu dia sudah pergi ke tempat dokter yang biasa memberinya resep meringankan rasa sakit yang dideritanya. Sepertinya dia sakit parah, namun hanya dia dan dokter itu yang tahu apa penyakitnya.
“Maaf kan kakak ya Saynd.” Katanya dalam sambil menangis di rumah yang kini sepi itu.
“Aku ga ingin kamu sedih karena penyakitku ini.” Gumamnya sambil membuang resep dari dokter agar tidak ada yang tau apa yang dideritanya.
Entah sampai kapan semua ini bertahan.
………………………………………………………****************************……………………………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.