Welcome and Have fun ^__^

semoga isi di blog saya yang sederhana ini bisa bermanfaat buat para pengunjung..Maaf kalau ada kata yang salah ya.... Selamat menikmati... :)

Minggu, 25 Desember 2011

Kenapa kau masih tetap ingin hidup?


Hingar-bingar liburan tidak terjadi di tempat ini. Saat liburan, orang-orang justru pergi dari sini menuju kampung halaman mereka. Namun, sesepi apa pun tempat ini jembatan penghubung itu tetap menjadi rute pulang-pergi anak kecil itu. Melintas saat pagi dan melintas lagi saat sore hari, entah apa yang dikerjakannya dibalik jembatan ini.
        Hari ini sedikit berbeda, dia yang tengah melangkah sambil membawa tongkat untuk menopang kakinya yang patah saat terjatuh dari jembatan yang sama beberapa bulan lalu saat tengah berlari melintasi jembatan itu. Saat berada di tengah jembatan itu, dia terhenti sejenak. Bukan karena kelelahan, tapi sepertinya ada orang lain yang diamatinya disitu. Ya, seorang perempuan mungkin baru berumur 20 tahunan. Tampak jelas dia berada disitu bukan untuk menikmati pemandangan. Apa yang ingin dinikmati dari arus sungai yang sangat deras di bawah jembatan itu? Lagipula, kalau dia ingin menikmatinya. Rasanya sangat berlebihan dan membahayakan bila menikmati dengan cara berdiri di atas pembatas jembatan itu.
“Kak, bukannya berbahaya berdiri disitu?” kata anak kecil itu. “Siapa kamu? Mau apa kamu disini? Suka-suka saya dong. Saya memang mau mati. Pulang saja sana! Jangan campuri urusan orang lain!” bentak perempuan itu.”Kenapa kakak mau mati sekarang? Kan nanti juga semua kita akan mati. Tunggu saja waktunya. Sebelum waktunya datang, kenapa tidak menikmati hidup?” tiba-tiba balas anak itu.  Terdiam sejenak, kemudian perempuan itu berkata lagi “Apa yang kau tahu tentang saya? Kenapa berkata begitu? Kamu belum tahu kalau bebanku sangat banyak. Aku tak sanggup lagi. Lebih baik aku mati.” “Terserah kakak saja, kalau langsung mati sih ga apa-apa. Kalau cacat seumur hidup, bagaimana? Bukannya malah lebih buruk? Sebenarnya masalah kakak apa?” Kaget dengan respon anak itu kemudian wanita itu terdiam lagi dan turun dari pembatas jembatan itu, tertunduk dan langsung menangis.” Orangtuaku…orangtua ku baru saja bercerai, aku dipecat dari tempat kerja dan tadi pagi pacarku…pacarku memutuskanku. Kenapa beban ini sangat berat?” katanya sambil terisak-isak. “Tapi kakak sendiri bukan orang yang cacat bukan?” tanya anak itu lagi. “Kakak masih bisa punya orangtua kan? Pekerjaan juga masih bisa dicari, apalagi pacar. Coba kakak lihat saya. Dulu saya ditemukan oleh seorang pemulung. Sampai berumur Sembilan tahun ini saya tidak tahu orang tua saya siapa. Belum lagi keadaan saya yang seperti ini, siapa yang mau mempekerjakan saya.”belum selesai dia menjelaskan si perempuan tersebut langsung berkata”Tapi kenapa kamu masih tetap ingin hidup?” Anak itu pun mulai menjelaskan lagi. “Dulu saya sangat senang melihat kupu-kupu yang beterbangan mengitari embun pagi yang membasahi bunga. Juga matahari yang terbenam dan melihat anak kucing berkelahi dengan riang. Orang yang dulu memungutku pernah berkata. Jika aku masih tetap semangat menjalani hidup, maka akan jauh lebih banyak hal-hal yang indah yang bisa ku lihat dan ku rasakan.” “Kamu sangat hebat bisa mempunyai semangat hidup yang begitu tinggi.” Kata wanita itu sambil mulai tersenyum walau sedikit “Memangnya kamu melihat hal indah setiap hari ya? Hari ini apa yang kamu lihat?” sambung perempuan itu lagi. “Saya melihat senyuman.” Balas anak itu. “Senyuman? Senyuman apa?” tanya perempuan itu lagi. “Senyuman kakak, ternyata senyuman kakak indah juga.” Kata anak itu.”Dasar kamu, bisa aja.” Kata wanita itu yang secara tak sadar semakin tersenyum. “Yah, aku juga diajari cara lain untuk tersenyum bukan hanya melihat matahari dan hewan-hewan, tetapi juga dengan membuat orang lain tersenyum.” Sambil berdiri perempuan itu mengucapkan terima kasih atas pelajaran hidup yang tak akan terlupakan dari anak kecil itu. Dan dia berjanji untuk tetap bertahan dan mempunyai semangat hidup karena suatu saat nanti, hal-hal indah akan datang padanya bila sudah waktunya. Anak itu pun tersenyum dan mereka pun berpisah di jembatan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.